Tidak semua seorang dokter dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasien.
Hubungan dokter dan pasien akan terjalin dengan baik apabila keduanya mengerti funsi masing-masing, dimana seorang dokter tidak hanya berperan menghadapi penyakit saja tapi harus berinteraksi sekaligus dengan yang punya penyakit secara emosional.
Pasien juga harus memberikan informasi selengkap mungkin tentang gejala yang dialaminya. Terkadang hanya dengan komunikasi yang baiklah pasien merasa puas dan merasa lebih baik.
Dari sudut pandang psikologis hal ini sangatlah penting dan harus diperhatikan bahwa terkadang ada beberapa pasien yang hanya ingin didengarkan keluhannya.
Memang benar tidak semua pasien bisa kita senangi dan dapat diajang bekerja sama namun itulah tantangan seorang dokter, harus menngabungkan berbagai ilmu seperti cara berkomunikasi, seni, kejiwaan, dan medis dalam satu wadah serta berperan sebagai sahabat bukan sebagai penanya yang hanya meminta jawaban ya atau tidak.
Struktur Dasar dari Konsultasi Medis – I
Fase Diagnostik
I- Pembukaan
II – Pernyataan Pasien mengenai masalahnya
III – Dokter menelusuri sifat dari masalah
IV – Dokter dan pasien menyetujui permaslahannya
Struktur Dasar dari Konsultasi Medis – II
The Management Phase
V – Dokter (dan/atau pasien) mengusulkan solusi terhadap masalah pasien
VI – Dokter (dan/atau pasien) mempelajari solusi itu
VII – Dokter (dan/atau pasien) menyetujui suatu solusi
VIII – Penutup
Secara alamiah, pada saat seseorang sakit kebanyakan akan mengunjungi dokter untuk berkonsultasi. Pada bagian ini pasien akan menjelaskan keluhannya mengapa ia datang ke dokter.
Seorang dokter harus mengerti dengan baik apa yang di maksudkan oleh pasien ini agar terjalin pemahaman yang sama.
Setelah itu seorang dokter harus melibatkan pasien dalam pengambilan tindakan dan pengobatan serta menjelaskannya kepada pasien dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh paien tersebut.
Bangun dan pertahankanlah hubungan dokter-pasien yang baik hingga terapi selesai. Tumbuhkanlah keyakinan dan harapan di dalam diri pasien tersebut bahwa penyakit yang dia alami bias sembuh atas izin Allah, bahwa peran dokter untuk mengobati tapi yang menyembuhkan tetap sang pencipta agar terjalin suatu hubungan yang religious disamping hubungan secara medis.
Seorang dokter harus memiliki sifat empati yakni kemampuan seorang dokter untuk menempatkan dirinya sendiri pada posisi pasien sedemikian rupa sehingga ia mampu memahami perasaan, keinginan, dan pikiran pasien namun tidak ikut terhanyut di dalamnya.
Perbedaan Antara Hubungan Dokter-pasien Rumah Sakit dan Tempat Praktek Umum
Praktek Umum
Kontak pertama
Singkat (5-10 menit)
Interval singkat tetapi tertutup jarang berulang
Jangka panjang
Kandungan Social lebih banyak
Lebih akrab (intimate)
Kebersamaan lebih besar
Rumah Sakit
Biasanya melalui saringan
Bervariasi – mungkin waktunya diperpanjang
Interval sangat pendek atau sangat panjang
Episodik
Kandungan social kurang
Lebih paternalistik
Kurang kebersamaan